Sebagian besar masyarakat hanya mengenal AC dengan pengaturan mode cool karena tujuan utamanya yaitu menyejukkan ruangan. Faktanya hanya beberapa orang yang mengetahui fungsi mode dry pada AC. Padahal mode ini mempunyai fungsi yang sama pentingnya, terutama jika diterapkan di daerah dengan tingkat kelembapan tinggi seperti di Indonesia. Sebelum mengatur mode-mode tersebut pada remote AC Anda, sebaiknya ketahui dulu perbedaan keduanya.
Mode cool VS mode dry
Pada dasarnya, mode dry pada AC berungsi menjaga tingkat kelembapan udara di dalam ruangan. Di sisi lain, mode cool merupakan mode standar yang bekerja dengan cara menghilangkan panas dari udara, bukan kelembapan. Mode cool biasanya ditandai dengan simbol “kepingan salju” di pengaturan AC.
Mode dry mungkin tetap memberikan rasa sejuk seperti pada mode cool, meskipun tidak benar-benar melepaskan efek dingin. Suasana sejuk mode dry akan lebih terasa pada daerah dengan tingkat kelembapan 90% seperti di negara tropis atau daerah pesisir.
Meskipun demikian, Anda tidak bisa menganggap bahwa kelembapan akan hilang 100% dari ruangan. Mode ini hanya menjaga kelembapan dengan sesuai tingkat nyaman pemiliknya atau sekitar 42-58%.
Secara teknis, mode dry tidak mengalirkan cairan pendingin. Udara hanya melewati unit internal mesin untuk menghilangkan kelembapannya. Para ahli menyarankan penggunaan mode dry selama 1-2 jam. Di sisi lain, mode ini akan mampu menghemat energi dan biaya.
Cara kerja mode dry vs mode cool
Pada mode dry, kipas dan komponen AC lainnya tetap bekerja. Uap air yang menyebabkan suhu ruangan lembab akan mengembun di bagian evaporator sehingga udara yang keluar hanya mengandung sedikit uap. Air hasil penguapan dilepaskan melalui pipa pembuangan sehingga air yang dikeluarkan mode dry akan lebih banyak dibandingkan mode cool, terutama jika udara sangat lembab.
Mode dry cenderung lebih baik untuk lingkungan karena energi digunakan secara efisien sehingga jejak karbon dikeluarkan seminimal mungkin. Hasil kerja mode dry pada AC sering dibandingkan dengan dehumidifier. Meskipun harus diakui, dehumidifier lebih berfungsi optimal dalam menjaga kelembaban udara.
Sedangkan mode cool merupakan fungsi utama penggunaan AC. Cara kerjanya yaitu AC menggunakan kompresor dan mengeluarkan uadara dingin ke ruangan. Saat sensor udara dingin di dalam AC telah mengindikasikan suhu yang diinginkan maka kompresor mati secara otomatis dan hanya kipas saja yang bekerja. Semakin rendah suhu yang diinginkan, semakin lama kompresor bekerja serta energi yang dikeluarkan pun semakin besar.
Kapan waktu yang tepat menggunakannya?
Anda sebaiknya menggunakan masing-masing mode sesuai dengan kondisi ruangan dan kebutuhan. Berikut ini waktu penggunaan mode AC yang disarankan:
Mode dry
- Suhu ruangan sejuk namun tingkat kelembapan tinggi, misalnya pada musim hujan
- Keinginan menghemat listrik
- Tidak menginginkan udara di ruangan terlalu dingin dan tetap stabil
Mode cool
- Suhu ruangan dan tingkat kelembapan tinggi
- Menginginkan suhu ruangan dingin secara konsisten
Mode cool dapat memperpendek masa pakai AC. Akan tetapi dengan perawatan yang tepat, AC akan bertahan dalam waktu yang lama. Sebaliknya, mode dry tidak terlalu memengaruhi masa pakai AC.
Gunakan AC dengan bijak saat dalam pengaturan apapun. Sebaiknya jaga ruangan agar tetap tertutup sehingga tidak ada udara yang keluar atau masuk, fungsi AC pun akan lebih efisien. Selain itu, sesuaikan suhu AC dengan jumlah penghuni dalam ruangan. Meskipun saat ini telah terdapat AC dengan pangaturan otomatis.